Disini gw akan menuliskan apa tentang musik apa yang gw suka . Dari sejarah nya hingga Album-albumnya sampai lagu-lagu favorit gw . Dan gw akan menceritakan tentang saat Lamb of god ini konser di Jakarta 9 Maret 2009 tahun lalu .
gw akan menulis tentang band metal kesukaan saya yaitu
LAMB OF GOD
Sejauh ini mereka telah merilis enam album penuh, satu album live dan tiga DVD dengan penjualan yang rata-rata mencapai lebih dari dua juta keping untuk wilayah Amerika. Dan di tahun 2007 band ini dianugrahi penghargaan Grammy untuk kategori Best Metal Performance atas rilisan bertitel Sacrament yang beredar di tahun 2006. Lamb of God telah melakukan tur Ozzfest sebanyak dua kali dan mereka juga tampil di hajatan Download, Soundwave serta Gigantour.
Untuk pertama kalinya, band ini tampil di Indonesia yang diadakan oleh Solucites di tanggal 9 Maret 2009 dengan kesuksesan luar biasa
Berikut juga foto-foto saat konser di Jakarta
Konser dibuka oleh penampilan band death metal, Dead Squad, tepat jam 8 malam. Area konser masih diguyur hujan, namun hal itu nga bikin para metal-head terus berdiri di pinggir untuk berteduh. Pas intro musik dimulai, mulai-lah penonton yang didominasi oleh kaos metal berwarna hitam ini maju kedepan, tak sabar untuk menikmati malam untuk para penggemar metal di Indonesia.
Penampilan Dead Squad pada malam itu, cukup gahar, death metal emang musik sayadari kecil. Walau sound yang keluar terdengar kurang jernih dan sedikit pecah, namun tidak menghentikan gw untuk mulai menggoyangkan kepala alias head banging. Dead Squad sempet memainkan tribute untuk Sepultura “Arise”, lagu ini yang bikin gw merinding dan makin panas. Old Sepultura I really miss you, dan makasih buat Dead Squad yang udah bawain lagunya.
Tibalah waktu yang ditunggu-tunggu, Lamb Of God tampil dimulai dengan intro yang membuat suasana tenis outdoor menggemuruh dengan teriakan-teriakan. Area konser yang sudah tidak terguyur hujan itu seketika dipenuhi kepalan-kepalan tangan “devil’s horn” yang diangkat setinggi-tingginya, seraya seperti mengucapkan selamat datang kepada Lamb Of God. Tanpa basa basi, Randy dan kawan-kawan langsung memainkan lagu pembuka “Hourglass”. Serentak penonton melompat, berteriak, headbanging, dan moshing.
Kerumunan orang didepan mulai melakukan gerak memutar secara agresif, inilah yang dinamakan circle pit, gw menyebutnya lingkaran setan hehehehe. Penonton yang nga mao ikutan segera mundur, membiarkan circle pit ini bertambah besar (termasuk gw juga ikut mundur). Hentakan drum Chris Adler berbarengan dengan permainan gitar Mark dan Willie memulai lagu berikutnya “Laid to Rest”. Suasana semakin panas, semua orang melompat dan berteriak bersama Randy “See Who Gives A Fuck”.
“Walk With Me in Hell” lagu ketiga dan lagu yang gw tunggu-tunggu untuk dimainkan, permainan gitar Mark dan Willie saling beradu skill disini. Dentuman drum dan bass dari Chris dan John secara berirama mengikuti. Sebuah melodi yang benar-benar mengantarkan kita ke neraka. “Pathetic” dari album Sacrament menjadi lagu berikutnya, diikuti dengan ” Set to Fail” dari album baru mereka Wrath. Sudah 5 lagu yang dibawakan Lamb Of God, Randy sesekali menyapa penontonnya “Give Me Some Noise, Jakarta”.
“Ruin” mengantarkan gw dan ribuan orang untuk kembali bermoshing dan berheadbanging. Diteruskan dengan teriakan “Now you’ve got something to die for” yang merupakan lagu selanjutnya dari album Ashes Of The Wake. Lagu yang juga gw tunggu untuk dimainkan, hentakan keras drum Chris menghentikan jantung gw sesaat dan sepertinya tubuh ini mengikuti irama gitar kedua gitaris. Randy berteriak “Now you’ve got something to die foooooor” diikuti oleh ribuan penonton sambil mengacungkan kepalan tangan dan devil’s horn.
Konser terus berlanjut “Descending”, “Fake Messiah”, “Blacken the cursed Sun”, dan “Dead Seeds” menjadi lagu berikutnya dari total 15 lagu yang dibawakan Lamb Of God. Sebelum lagu berikutnya, Randy menyuruh diam seluruh penonton lalu dia memulai intro “Whoever appeals to the law against his fellow man is either a fool or a coward. Whoever cannot take care of themself without that law is both. For a wounded man shall say to his assailant, “If I Live, I will kill you, If I Die, You are forgiven.” Such is the Rule of Honor” lagu “Omerta” pun berhasil menyihir penonton untuk bernyanyi bersama.
Akhirnya lagu kebangsaaan (bagi gw) dimainkan “Vigil” dengan intro lembut sebelum akhirnya teriakan Randy “Our father thy will be done” memulai lagu yang membangkitkan emosi gw. Hahahahaha gw udah mulai gila-gila-an disini, karena gw tahu tinggal 2 lagu lagi dan konser berakhir. Gila lagu ini bener-bener bikin ngeluarin-emosi-kebencian, aura gelap gw serasa lepas bersamaan dengan lagu ini.
Lagu yang sepertinya ditunggu penonton “Redneck” bener-benar membuat mereka menjadi gila, circle pit bertambah luas. Semua penonton seperti tak mau mengakhiri konser yang sudah berjalan selama hampir satu setengah jam ini. Namun konser memang harus berakhir, “Black Label” menjadi penutup konser Lamb Of God. Kerumunan penonton terbagi menjadi dua, inilah pertanda Wall Of Death. Malam itu benar-benar malam yang gila dan spesial.